Hari ini langit tak seperti biasanya,
matahari yang mengambang diatas kepala
tak lagi terlihat, langit mendung dan awan kelabu turut menyertai suasana siang
ini. Aku yang berdiam diri di dalam kamar, sambil meratapi alunan rintik hujan
yang mulai jatuh membasahi pelataran luar balkon kamarku. Hari ini hari libur,
aku yang introvert dan cenderung ambisius,bahkan sulit berinterasi dengan
sekitar membuat aku lebih suka di rumah saja, mendengarkan musik, membaca buku,
ataupun hal lain yang menjadi kegiatan favoritku. Mungkin memang dirasa
membosankan utuk sebagian orang, tapi tidak bagiku, dan bahkan sama sekali
tidak berkesan buruk untuk seorang Ziona Anastasya, anak gadis ibu yang punya
banyak impian ini, lebih suka bercengkrama dengan dunianya sendiri, daripada
harus berinteraksi dengan dunia luar.
Impian yang ku rakit sejak kecil membuat aku
mengingat dan membuka kembali buku diary ku yang telah usang dan lama tak tersentuh.
Sampul cokelat bertuliskan “ My Dream” mengingatkanku pada memori beberapa
tahun yang lalu, aku yang menuliskan semua kisah hidupku bahkan semua impianku
dan berharap bisa mewujudkannya saat dewasa.
Kalimat demi kalimat telah kubaca,
rumpun harapan yang ditulis pada waktu itu membuat aku tersadar bahwa masih
banyak impian yang harus aku wujudkan, mulai dari menjadi juara saat kelulusan
sekolah, berkuliah di luar negeri, dan
bahkan mewujudkan impian terindah untuk bertemu ayah. Impian bertemu ayah
selalu menjadi titik balik untuk aku yang terkadang hampir menyerah ditimpa
kerasnya kehidupan.
Tak
hanya itu, aku juga selalu melangitkan harapan agar Tuhan mengabulkan semua
impianku dan mewujudkannya di waktu yang tepat. Walaupun aku tau tak semua impian
itu bisa tercapai, ya benar impian untuk bertemu ayah tidak akan bisa aku wujudkan,
karena Tuhan telah menjemput sosok pangeran ku terlebih dahulu, tapi aku
percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan semua sekenarionya.
“
Tunggu aku yah, bu aku berjanji akan menjadi putrimu yang paling membanggakan
....”
Karya: Pinky Indyta Ichtiar Handoko XII - MIPA 5