(0331) 6546436755
smadasit@yahoo.com

RAJUTAN MIMPI

Oleh : administrator Kategori : CERPEN 28 October 2021

RAJUTAN MIMPI


RAJUTAN MIMPI
Nura Syaifiyah Salsabila

 

   “Pembahasan masa depan yang melelahkan”

Aku Nana, anak terakhir dari tiga bersaudara. Aku dari keluarga yang disegani oleh masyarakat. Aku terlahir yang paling biasa. Terlalu muak mengikuti tuntunan orang dewasa. Tidak suka terlalu berambisi. Dan tidak menikmati hidup.

Ingin bergerak sendiri.Mengambil keputusan sendiri. Semua hanya keinginan,yang tidak akan terwujud. Dan tidak mampu aku lakukan.

Boneka.Benar itulah aku.Dimainkan agar mewujudkan impian mereka.

    “Kamu harus masuk di sekolah itu,supaya nanti gampang kuliahnya.”kata kakak pertamaku.

    “Nanti kamu harus masuk jurusan sains,agar karuan kedepannya.”sambung ayahku.

Bosan.Sangat membosankan.Benarkah untuk memudahkanku? Atau hanya mewujudkan mimpi mereka lewat aku?

Hari ini disekolah, pelajaran seni.Dan  tugas untuk menggambar model.Tidak dipungkiri gambarku terlihat realistis.Sehingga pak Agus guru seni memintaku untuk mengikuti lomba.Perasaanku campur aduk.Di satu sisi senang,di sisi lain memikirkan orang tuaku yang tidak akan setuju.

Tiba di rumah. Memberanikan diri untuk mengatakannya kepada ayah. “Ayah,Nana akan mengikuti lomba seni pekan depan” Ayah yang tadinya fokus dengan buku ditangannya,langsung menatap ke arahku. “Maksud kamu apa,ayah sudah bilang untuk fokus di bidang sains saja.” “tapi,ini tingkat nasional yah”sambungku. Dengan tegas ayahku berkata,”terserah.” Dan kemudian meninggalkanku.

Hari itu tiba, aku harus berangkat ke Jakarta.Menikmati perjalanan,dengan perasaan tidak karuan. Esok harinya,lomba itu dimulai. Mengerahkan seluruh kemampuan terbaikku.Tak berharap untuk menang,tetapi tidak ingin mengecewakan.Lomba berakhir.Dan momen menegangkan itu datang.Sengaja aku selipkan earphone di telingaku.Agar tak mendengar apapun.Tak sadar namaku disebut.Teman disebelahku, menepuk dan menarik earphone ku. “Ada apa?”ucapku “Lihat ke depan,kau juara 1,Na.” Langsung aku melihat ke depan.Memang benar. Tanpa disadari cairan bening itu jatuh.Dan aku bergegas untuk naik ke pentas.

Semenjak saat itu,aku yakin bakatku di bidang seni dan bukan sains.Kepulanganku,aku menunjukkan penghargaan yang telah aku raih.Dan memberanikan diri untuk menyampaikan bahwa aku tidak ingin belajar sains tetapi seni.Seperti dugaan.Keluargaku menolaknya.Tidak menyerah,terus meyakinkan mereka.Di luar dugaaan.Mereka setuju keputusanku.

Dari sini aku belajar.Seorang anak tidak bisa dijadikan boneka oleh orang tuanya.Mereka tidak bisa dibandingkan dengan orang lain.Setiap anak terlahir dengan keistimewaannya sendiri-sendiri.Dan dalam satu saudara mereka bagaikan warna pelangi yang saling melengkapi.Dan bersinar dengan warnanya masing-masing.

administrator

Administrator

Postingan Terbaru