(0331) 6546436755
smadasit@yahoo.com

Pandemi Memaksa Guru Terus Belajar

Oleh : administrator Kategori : ARTIKEL 28 October 2021

Pandemi Memaksa Guru Terus Belajar


Pandemi covid-19 mulai mewabah di Indonesia sejak bulan Maret 2020. Presiden Jokowi mengumumkan adanya 2 warga Indonesia yang terinfeksi setelah melakukan kontak langsung dengan warga Jepang. Untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19, pemerintah memutuskan untuk menerapkan kebijakan ‘social distancing’ di mana warga melakukan semua aktivitas dari rumah seperti bekerja, belajar maupun beribadah.

Selain melakukan social distancing, pemerintah juga menganjurkan masyarakat untuk memakai masker setiap kali keluar rumah atau bertemu dengan orang lain, sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menghindari kerumunan. Kegiatan kemasyarakatan juga diminta untuk dihentikan sementara seperti pengajian, pertemuan PKK mulai dari tingkat RT maupun penyelenggararan kegiatan pernikahan. Kebiasaan baru ini diharapkan dipatuhi oleh semua warga agar penyebaran virus tidak semakin meningkat.

Belajar dari rumah menjadi istilah dan kegiatan baru bagi setiap siswa sejak pandemi. Di awal pelaksanaan belajar dari rumah baik guru maupun siswa belum siap melaksanakannya. Bapak ibu guru belum terbiasa memberi pembelajaran jarak jauh. Selama ini, jika guru meninggalkan kelas karena ada tugas lain dari sekolah, sakit atau ada kepentingan keluarga, biasanya guru memberi tugas kepada siswa dengan mengerjakan tugas tertulis atau menyelesaikan latihan yang tersedia di buku paket atau LKS yang dititipkan kepada guru piket. Demikian pula dengan siswa, mereka terbiasa mengerjakan tugas pada buku tulis atau LKS yang dimilikinya. Namun sejak pandemi, pada umumnya bapak ibu guru menyampaikan materi pembelajaran melalui Whatsapp Grup.

Awal pemberlakuan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran Daring, semua guru memanfaatkan fasilitas Whatsapp grup kelas. Jadi setiap kelas membuat Whatsapp Grup yang mengikutsertakan semua siswa sekelas dan bapak ibu guru pengajar. Semua informasi pembelajaran disampaikan melalui sarana tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata ada beberapa kendala yang dialami siswa; seperti tidak semua siswa masuk dalan whatsapp grup disebabkan tidak memiliki gawai yang menjadi fasilitas pendukung pembelajarannya. Selain keterbatasan fasilitas, siswa juga memiliki keterbatasan ketersediaan paket data untuk mengikuti pembelajaran online. Selain kedua masalah tersebut, siswa memiliki kendala pada  proses pembelajaran. Ternyata proses belajar siswa menggunakan Whatsapp Grup kurang maksimal. Hasil nilai kognitif dan ketrampilan siswa mengalami penurunan karena guru kurang leluasa memberi penjelasan materi kepada siswa.

Penyampaian materi yang diberikan biasanya dalam bentuk presentasi Power Point dan modul  yang harus yang dipelajari secara mandiri oleh sisiwa. Kondisi siswa yang terbiasa menerima penjelasan secara rinci dan kurangnya minat baca siswa menjadi penyebab menurunnya prestasi siswa. Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat siswa kurang bersemangat dalam belajar sehingga siswa mengalami kebosanan dan jarang bahkan ada yang tidak mengerjakan latihan tugas yang diberikan.

Memperhatikan menurunnya semangat dan prestasi siswa, mendorong bapak ibu guru bahkan komite sekolah berupaya untuk membantu siswa lebih mudah dalam belajar. Komite sekolah membantu dengan membuat surat permohonan bantuan kepada kepala desa atau kelurahan untuk membantu menyediakan jaringan wi-fi yang bisa digunakan oleh penduduk sekitar yang berstatus sebagai siswa.  Guru BK bekerja sama dengan semua wali kelas membentuk kelompok belajar untuk siswa yang rumahnya berdekatan, sehingga mereka bisa saling membantu jika salah satu dari mereka memiliki kendala pembelajaran. Untuk mempermudah proses pembelajaran, sekolah  menyediakan “Learning Management System” atau LMS yang bisa diakses oleh siswa di mana  dan kapan saja. LMS yang paling mudah dan ringan untuk diakses adalah Google Classroom. Semua guru mata pelajaran wajib mengunggah materi yang akan dipelajari siswa selama satu semester disertai dengan latihan atau tugas yang berfungsi untuk mengasah pengetahuan siswa.

Seiring berjalannya waktu, pandemic masih belum berakhir bahkan tingkat penyebarannya semakin meningkat. Pembelajaran daring menjadi pilihan paling aman bagi siswa. Namun siswa sudah mengalami kebosanan mengikuti pembelajaran daring tanpa ada pertemuan tatap muka sama sekali. Untuk menghindari kebosanan siswa, guru perlu sesekali melakukan pembelajaran secara virtual. Pembelajaran virtual yang dilaksanakan diupayakan semenarik mungkin sehingga siswa tidak bosan mendengarkan penjelasan guru satu arah dan tanya jawab. Kegiatan belajar akan menjadi menarik jika disisipi dengan presentasi materi dan latihan soal menggunakan aplikasi-aplikasi menarik yang bisa melibatkan siswa secara langsung. Kahoot, quizizz, classpoint, wordwall, power point dan lain sebagainya menjadi alternatif media pembelajaran yang bisa meningkatkan “mood” siswa.

Untuk menyajikan pembelajaran daring anti boring dengan menggunakan aplikasi tersebut guru harus belajar untuk mengetahui cara menyajikannya kepada siswa secara virtual. Saat ini banyak sekali grup-grup pembelajaran yang menawarkan diklat, workshop maupun seminar yang dilakukan secara daring kepada para guru untuk memberikan tambahan ilmu bagaimana membuat kelas daring yang tidak membosankan. Mulai dari pemanfaatan fitur-fitur yang terdapat pada google classroom, Microsoft office 365, penggunaan classpoint sebagai fitur tambahan pada Power Point, desain Power Point yang menarik, pemanfaatan canva dan aneka game yang menjadi kegiatan yang sangat diminati oleh siswa. Untuk mempelajari masing-masing aplikasi tersebut, guru membutuhkan waktu minimal 3 hari ditambah dengan praktik yang dilakukan secara  mandiri. Adapun aplikasi yang kompleks seperti mempelajari semua fitur google classroom, Microsoft Office 365 dan desain Power Point membutuhkan waktu yang lebih lama, biasanya ditempuh sekitar 13 hari. Semua aplikasi tersebut bisa dipelajari secara mandiri melalui channel YouTube, namun jika bapak ibu guru masih tergolong pembelajar pemula biasanya para guru ingin mendpatkan tambahan ilmu tersebut dengan mengikuti workshop atau diklat karena mereka masih membutuhkan bimbingan langsung dari narasumber. Selain itu para guru juga membutuhkan sertifikat untuk menambah poin kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Kegiatan ini pula yang menuntut guru untuk selalu belajar dan belajar. Sehingga tidak heran jika ada istilah “Guru Belajar Meskipun Mengajar”. Istilah ini menjadi motivasi bagi guru untuk terus belajar agar menjadi panutan siswanya.

administrator

Administrator

Postingan Terbaru