Waktu
semakin cepat berganti,tak ada batas,tak ada henti.Aku yang semakin hari merasa
jenuh,karena tak ada lagi teriakan dipagi hari yang membuatku kesal dan ingin
pergi .Aku anak kedua dari tiga bersaudara lahir dari orang tua yang penuh
kasih sayang ,yang selalu mengerti akan pentingnya kebersamaan ,dan selalu ada
saat dibutuhkan.
“Sintaaaaa…..
ayo bangun! ini sudah pagi,kamu harus sekolah,jika kamu tidak bangun ibu akan
menyirammu dengan air panas.”Teriak ibu dengan nada amarah tiada tara,seakan
aku bukan anaknya tapi mangsanya.
Aku selalu ingat kenangan itu,bahkan saat
aku sendiri pun kenangan itu selalu datang dan membuat setetes air lolos dari
mataku.Aku tidak pernah menginginkan ada disini, dimana posisiku tidak jauh
berbeda dengan anak yang ditinggal keluarganya.Semua serba sendiri,tak ada
masalah ,tak ada canda dan tawa yang menghiasi hidup ini.Yah,…..Disinilah aku
hidup saat ini ,di asrama anak yang tak terbayang bagaimana aku akan menggapai
semua impian yang sudah kurangkai selama ini.
Aku benci saat ku sendiri hanya peristiwa
itu yang ku ingat ,saat ku tidur lelap dalam mimpi,saat itu pula kehancuran
hidupku dimulai.Datang tanpa diundang membawa pahlawanku terkapar dalam kondisi
tak menyenangkan .Aku yang sontak terbangun, karena tangisan lelaki separuh
baya didepan tempat tidurku,aku hilang respon hanya satu titik menjadi pusat
pandanganku kala itu,itula ayah.
“Ayaaaaahhhhhh….bangun ayah,ayah tidak
boleh pergi.Aku ingin selalu Bersama ayah .Ayaahhh.”Teriakku saat ayah dibopong
dan dibawa masuk oleh tim rumah sakit ke dalam rumahku.
Iya,….Dialah ayahku terbaring lemah tak
berdaya dengan kain putih ditubuhnya.Aku hancur kala itu,karena hidupku tak
akan seperti dulu lagi ,dimana orang mengganggapnya keluarga dengan penuh
mimpi.
“Kau harus sabar nak,dia hanya akan pergi
untuk sebentar,kau pasti akan bertemu dengannya Kembali,paman ada bersamamu
sekarang .Jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa meminta bantuan paman.”Pesan
paman yang membuatku merasa hanya dia yang akan menjadi obat selama ayah pergi.
Namun setelah peristiwa itu, aku sadar itu
hanya masa lalu dan sekarang yang harus ku jalani hanyalah masa depan.Dua tahun
setelah kejadian itu ,aku mulai aktif Kembali untuk menjalani hidupku ,aku
coba mendaftar ke sekolah yang ku
impikan .Dan hasilnya aku diterima.
“Alhamdulillah ,ini akan menjadi Langkah
awalku ntuk mengejar impianku.” Syukurku dalam hati saat kabar itu terdengar
olehku disini,yakni asramaku.
Tiga tahun kulalui,kini aku sudah lulus
dari sekolahku.Aku mencoba mendaftarkan diri ke Universitas yang ku impikan
melaui SNMPTN, dan ternyata aku lolos dari seleksi.Benar-benar sesuatu yang menyenangkan
hati.Semua teman dan pengasuh asrama serta keluargaku senang dan bangga
kepadaku,meraka memberi semangat,dan juga do’a sebagai perisai diri untukku.
“Akhirnya perjuanganmu tidak sia-sia
Sinta,Sekarang kamu sudah menjadi mahasiswi,selamat yahh.”Ujar salah satu
temanku diasrama yang selalu ada kala aku sedih .
Dari pengalaman hidup yang kualami,aku mengerti bahwa masa lalu bukanlah kunci untuk meraih mimpi.Namun,usaha dan do’alah yang akan mengiring kita untuk menggapai mimpi.Jadi,pesanku adalah tetaplah sabar dan berjuang walau banyak masalah yang datang silih berganti karena mimpi sangat penting untuk hidup dan harapan bangsa ini.