(0331) 6546436755
smadasit@yahoo.com

MIMPI CAHAYA

Oleh : administrator Kategori : CERPEN 28 October 2021

MIMPI CAHAYA



Andai semua angan menjadi kenyataan. Andai semua harap bisa terwujudkan. Ya, hanya khayalan seorang gadis pemimpi. Cahaya adalah sebuah nama seorang anak tunggal itu. Dilahirkan saat bulan ramadhan dengan secercah fajar yang mengiringi. Sekarang ia duduk di bangku SMA kelas 10. Berbekal beberapa piagam penghargaan hasil kerja cerdas otaknya selama masa SMP, ia bisa lolos dan mendapat sebuah bangku sekolah favorit.

 Kutu buku bukan julukannya. Karena memang ia di sekolah jarang membaca buku. Tapi ada satu hal yang membuat dia bisa mendapatkan piagam itu. Sebuah strategi sederhana yang selalu di lakukan.Setiap pagi ia bangun untuk menunaikan kewajibannya. Setiap gerakan indah dalam shalat adalah wujud syukur pada pencipta. Tak lupa, setelah itu ia mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. Sebuah permohonan di dunia yang menggema di langit.

 Tak lupa ia berberes rumah dan bersiap-siap mandi dan menggunakan seragam sekolah. Dengan menggunakan sepeda motor ia melaju membelah jalanan desa. Jarak cukup jauh membuatnya harus berangkat lebih pagi.

 Sesampainya di sekolah, ia langsung menuju kelas. Sepasang kaki terlihat mendakat, “hai Cahaya.”

 Ia refleks melihat ke arah suara. “Eh Rara, Alhamdulillah baik.”

 “Baguslah jika begitu, aku dengar kamu kemarin tidak masuk karena sakit.”

  “Hanya demam biasa ra, suda baikan kok.” 

 Beberapa menit terbelenggu kesunyian. “Ra, aku punya  mimpi ingin membuat game tapi bernuansa islami.”

 “Wah bagus tuh ya, main game bisa mengasilkan pahala juga.”

 “Jadi gini, remaja juga salah satu sasaran agar menyadari pentingnya belajar islam.”

 “Insyaallah niat baik pasti akan di permudahkan ra, kita harus selalu berusaha.”

  “Tapi tidak mudah ra nyiptain game, apa lagi untuk menarik minat untuk mau memainkannya. Orang yang lebih suka game seperti mobile legend, dan lainnya.”

 “Susah bukan berati tidak bisa loh ra, aku bantu , kebetulan saudaraku juga pernah nyiptain game. Kita bisa tanya pada dia tahap tahapnya.”

 “Wih, boleh tuh, terima kasih ra.”


Karya: Wulan Nur Aisyah  XI MIPA 1

administrator

Administrator

Postingan Terbaru