(0331) 6546436755
smadasit@yahoo.com

MERAJUT ASA DALAM DOA

Oleh : administrator Kategori : CERPEN 28 October 2021

MERAJUT ASA DALAM DOA


Ini cerita tentang diriku yang selalu terlihat ceria di hadapan  banyak orang. Yang hampir menyerah  namun ada secercah harapan orang tua yang selalu membayangiku. Yang harus menepati janji pada diriku untuk sukses dan mengangkat derajat keluarga. Aku Keyra, anak penjual kue yang hidup dalam kesukaran.

“Keyra, ayo sarapan dulu,” seru ibuku sembari tersenyum. Aku pun bergegas sarapan dan bersiap pergi sekolah. Aku bersekolah di SMA Elit berkat beasiswa yang kudapatkan. Meski aku selalu direndahkan oleh teman-te man karena aku berasal dari kalangan bawah, tetapi itu bukanlah penghalang bagiku untuk bisa meraih cita-citaku. Karena aku tahu, Allah tidak pernah tidur dan pasti akan memberikan jalan kepadaku.

Sepulang sekolah, aku membantu ibu berjualan kue. Hal itu kulakukan semenjak ayah meninggal.

“Eh Keyra, zaman sekarang anak seusiamu berjualan kue? Gak level banget! Seperti kami dong shopping,” ledek teman-temanku.

“Selagi usahaku halal dan tidak merugikan kalian, janganlah menghina usahaku. Ini kulakukan demi menghidupi keluarga serta untuk menggapai cita-citaku sebagai dokter,” tegasku kepada mereka.

“Sadar diri dong, kamu itu miskin, mana bisa sekolah kedokteran hanya dengan berjualan kue!” lagi-lagi mereka mengejekku.

Lalu, daganganku direbut dan diinjak-injak oleh mereka. Aku hanya bisa pasrah, seketika pipiku dibasahi oleh dua anak sungai yang turun tanpa disuruh. Aku berusaha menguatkan diriku karena aku pernah berjanji, aku akan terus maju ke depan, merajut asa yang kuimpikan dan memeluknya dalam doa di sepertiga malam.

Dua bulan sebelumnya, aku mendaftar SNMPTN di UI jurusan kedokteran. Hari ini adalah pengumumannya, hari yang akan menentukan jalan hidupku ke depannya. Rasa takut dan gelisah mulai menghantuiku, jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Dengan mengucap basmalah, kubuka hasil pengumumannya. Hal yang tak pernah kusangka terjadi, aku dinyatakan lolos SNMPTN dan mendapat beasiswa. Pada saat itu juga, aku langsung sujud syukur dan memeluk ibuku dengan deraian air mata kebahagiaan.

 

Karya: Septi Triana Putri XI IPS 1

administrator

Administrator

Postingan Terbaru