MEMPREDIKSI
MASA DEPAN MELALUI KARAKTER PESERTA DIDIK
Luluk Belgis NA
Indonesia
adalah salah satu Negara di Asia Tenggara yang terkenal akan karakter positif masyarakatnya.
Tidak heran jika Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi tujuan
wisata. Karakter positif tersebut ditularkan oleh para generasi terdahulu
sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Penanaman karakter juga tercermin dalam sila
kedua pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Masyarakat Indonesia
diharapkan menjadi manusia yang
menjunjung tinggi nilai karakter dalam pergaulan.
Berbicara
tentang karakter, karakter adalah sifat batin yang memengaruhi pemikiran,
tingkah laku serta keputusan setiap individu. Salah satu karakter yang dimiliki
Bangsa Indonesia yakni ramah tamah yang ditunjukkan dengan sikap sopan santun
dan saling menghargai dalam pergaulan. Sehingga tercipta lingkungan yang rukun
dalam kebinekaan.
Dalam
perjalanannya karakter dapat berubah akibat perkembangan zaman. Di zaman yang
serba digital ini banyak masyarakat yang lebih menyukai bermain gadget dibandingkan berinteraksi secara langsung
bersama tetangga. Hal ini juga terjadi kepada peserta didik. Hal tersebut
dikarenakan tersedianya aplikasi hiburan yang lengkapa pada gedget. Selain itu adanya tren pertandingan game
online yang bisa menghasilkan uang. Selain itu ada aplikasi pemutar video yang
lebih lengkap daripada televisi. Sehingga dalam satu genggaman seseorang
mendapat menikmati berbagai hiburan.
Semakin
lama menikmati hiburan melalui gadget peserta
didik akan semakin ketergantungan hingga mengabaikan kegiatan penting lainnya.
Contohnya mengabaikan pembelajaran dan tugas yang diberikan. Hal tersebut
selalu berulang dalam setiap harinya. Sehingga peserta didik yang kecanduan
bermain gadget akan memiliki banyak tanggungan tugas. Selain beban tugas
biasanya meraka yang lebih menyukai bermain game kan memiliki kesenjagan
bersama teman di kelas. karena terlalu fokus untuk menikmati game atau hiburan
lainnya.
Jika
fenomena ini terjadi kepada hampir semua peserta didik maka kita dapat
menerka-nerka bagaimana kualitas dari generasi muda Indonesia. Hal ini tentu
hanya terjadi kepada beberapasiswa, namun jika dibiarkan maka akan ada
kecenderungan siswa untuk meniru rekannya dlam bersikap. Hal ini akan menjadi
bumeang bagi dunia pendidikan jika tidak segera ditemukan solusi untuk
mengurangi kecanduan bermain gadget peserta didik.
Indonesia
tidak akan pernah maju jika generasi penerusnya hanya mementingkan kesenangan
sendiri. Tentunya banyak harapan untuk indonesia yang lebih baik di masa depan,
dan merekalah yang akan memegang tonggak kepemimpinan itu. Sehingga perlu untuk
diperhatikan lebih lanjut.
Semenjak media sosial mengalami perkembangan pesat,
banyak masyarakat Indonesia yang terbius akan kecanggihan dan kemudahan yang
ditawarkan. Tidak terkecuali kaum remaja/ peserta didik. Sebagian besar remaja
saat ini menganggap meniru seseorang yang ada di layar gawai merupakan hal yang
baik. Namun ada juga peserta didik yang menggunakan gadget untuk membantu
kegiatan yang lebih positif. Hal seperti ini merupakan tantangan negara dan
seluruh rakyatnya. Jika dua kubu remaja ini yang dominan adalah remaja penikmat
gawai. Maka tanpa perlu berpikir keras kita akan mengetahui apa yang akan
terjadi di masa depan.
Seperti
halnya yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Meskipun pengajar
sedang menyampaikan materi ada beberapa siswa yang lebih asyik dalam berkirim
pesan. Belum lagi tindakan lain yang peserta didik lakukan. Satu kejadian ini
telah memberikan gambaran bahwa bersekolah bukanlah prioritas mereka lagi. Mungkin
saja mereka menganggap datang kesekolah sebagai formalitas untuk memeroleh
ijazah. Selain itu hal yang menyakitkan bagi kami adalahmereka sudah tidak
memiliki perasaan hormat kepada pengajar. Karakter mereka yang lebih asyik menggunakan
gawai di kelas bisa dikatakan karakter di bawah normal. Dikatakan demikian
karena mereka tidak mampu untuk menghargai orang lain, tidak mampu disiplin dan
bertanggung jawab.
Perlu
banyak hal untuk mengembalikan anak-anak Indonesia untuk menjadi manusia yang
cemerlang. Bukan tidak ada kesempatan untuk berubah, namun perlu tekad serta
ketulusan hati untuk menyelamatkan manusia-manusia muda ini. Tidak ada kata
terlambat, tidak ada kata tidak mungkin jika kita semua bersinergi hingga
menjadi harmoni. Indonesia membutuhkan generasi yang sehat, waras serta kuat
untuk terus berjuang agar mampu memakmurkan negara serta bangsanya. Itu semua
dapat diperoleh jika manusia-manusia muda ini sadar akan tanggung jawabnya
sebagai generasi penerus.
Sebagai
manusia ciptaan Tuhan kita juga harus aktif mengambil andil dalam proyek besar
Indonesia. Dengan demikian bukan hanya kritik untuk manusia-manusia muda
tersebut. Namun menjadi solusi dan lengan yang kuat untuk bersama-sama
berjuang. Mereka perlu pendampingan serta motifasi. Jika hanya menyampaikan
kritik maka masalah ini akan semakin sulit untuk diatasi. Bersama menjadi lebih
baik untuk Indonesia yang makmur, aman dan nyaman.